Ayat Kursi merupakan ayat yang ke-255 dalam surah al-Baqarah yang juga merupakan surah kedua dalam al-Quran. Keseluruhan ayat dalam surah ini diturunkan di Madinah
Penggunaan perkataan ‘kursi’ tidak dapat menggambarkan layaknya kerusi yang menjadi tempat duduk manusia.
Menurut Sayyid Qutb, ia digunakan bagi memudahkan manusia memahami dan menggambarkan keagungan dan betapa luasnya kekuasaan Allah swt yang meliputi sekalian langit dan bumi.
Ayat kursi ini diturunkan pada suatu malam selepas peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw dari Kota Madinah ke Kota Mekah. Ketika Ayat Kursi ini diturunkan, ia diiringin beribu-ribu malaikat sebagai penghantarnya kerana kebesaran dan kemuliaannya.
Para Syaitan dan Iblis menjadi gempar kerana adanya suatu alamat yang menjadi halangan dalam perjuangan mereka menyesatkan manusia. Terdapat 95 hadis Nabi saw yang menjelaskan tentang sejarah, keutamaan serta fadilhat Ayatul Kursi ini.
Sifat-sifat Allah swt dalam Ayatul Kursi ini.
- Keesaan Allah swt dalam mengatur seluruh makhluk-Nya
- Allah swt sebagai Raja ke atas seluruh makhluk yang diaturkan-Nya
- Betapa luasnya ilmu Allah swt yang meliputi seluruh makhluk-Nya sehingga kepada mereka yang diredhai dan berhal mendapat syafaatnya dengan mereka yang tyidak berhak untuk mendapatkannya.
- Mengenai pengetahuan Allah swt tentang seluruh maklumat yang tersebar di langit dan bumi
Ayat Kursi Rumi, Jawi dan Terjemahan Bahasa Melayu
ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌۭ وَلَا نَوْمٌۭ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍۢ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ (٢٥٥)
Ayat Kursi Rumi
- Allahu la ilaha illa huwa, al haiyul qaiyum
- La ta’khuzhuhu sinatun wa la nawm,
- lahu ma fis samawati wa ma fil ‘ard
- Man zhal lazhi yashfa’u ‘indahu illa bi izhnihi
- Ya’lamu ma baina aidihim wa ma khalfahum,
- wa la yuhituna bi shai’im min ‘ilmihi illa bima sha’a
- Wasi’a kursiyuhus samawati wal ard,
- wa la ya’uduhu hifdzhuhuma wa huwal ‘aliyul azheem
Terjemahan Bahasa Melayu Ayat Kursi
“Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Tetap hidup, yang Kekal selama-lamanya mentadbirkan (sekalian makhluk-Nya). Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat (pertolongan) di sisi-Nya melainkan dengan izin-Nya. Yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari (kandungan) ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki (memberitahu kepadanya). Luasnya Kursi Allah (ilmu-Nya dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. Dan Dialah yang Maha Tinggi (darjat kemuliaan-Nya), lagi Maha Besar (kekuasaan-Nya).”
Baca: Surah Al Mulk Rumi, Versi PDF, Terjemahan dan Kelebihan
Ringkasan Tafsir Ayat Kursi: Kelebihan dan Pengajaran
Inilah yang disebut ayat Kursi. Ayat ini mengandung suatu hal yang sangat agung. Terdapat sebuah hadisshahih daripada Nabi saw, yang menyebutkan bahawa ayat kursi ini merupakan ayat yang paling utama di dalam kitab Allah (al-Qur-an).
Daripada Ubay bin Kaab, bahawa Nabi saw pernah bertanya kepadanya: "Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Allah?""Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui," sahut Ubay bin Ka'ab. Maka Nabi saw mengulang-ulang pertanyaan tersebut, dan lalu Ubay bin Ka'ab menjawab: "Ayat Kursi." Kemudian Baginda saw mengatakan: "Engkau akan dilelahkan oleh ilmu, hai Abu Mundzir. Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya Ayat Kursi itu mempunyai satu lidah dan dua bibir yang sentiasa menyucikan Al-Malik (Allah) di sisi tiang Arsy." - Hadis Riwayat Imam Ahmad
Imam An-Nas’ie meriwayatkan, daripada Abu Dzar ra, Dia bertanya:” ‘Ya Rasulullah, ayat apa yang paling agung yang telah diturunkan kepadamu?’ Bagindamenjawab: ‘Ayat Kursi; Tiada Ilah melainkan hanya Dia yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.
Menurut ibnu Katsir, ayat Kursi ini mencakupi 10 kalimah yang berdiri sendiri, iaitu:-
Allahu la ilaha illa huwa,
“Allah, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia.” Yang demikian itu memberitahukan, bahawasanya Allah-lah yang Tunggal dalam uluhiyah-Nya bagi seluruh makhluk-Nya.
Baca: Jangan Berani-berani Tinggalkan Sholat! Begini Siksa Saat Sakaratul Maut dan di Alam Kubur
Al haiyul qaiyum
“Yang Mahahidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.” Maksudnya, yang hidup kekal, dan tidak akan pernah mati selamanya, yang mengendalikan semua yang ada. Dengan demikian, semua yang ada di dunia ini sangat memerlukan-Nya, sedang Dia sama sekali tidak memerlukan mereka, tidak akan tegak semuanya itu tanpa adanya perintah daripada-Nya.
La ta’khuzhuhu sinatun wa la nawm,
“Tidak mengantuk dan tidak pula tidur:” Maksudnya, Dia suci daripada sebarang cacat (kekurangan), kelengahan dan kelalaian dalam mengurusi makhluk-Nya. Bahkan sebaliknya, Dia sentiasa mengurus dan memperhatikan apa yang dikerjakan setiap individu. Dan Dia sentiasa menyaksikan segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya. Dan di antara kesempurnaan sifat-Nya adalah Dia tidak pernah dikalahkan (dikuasai) mengantuk dan tidur.
Lahu ma fis samawati wa ma fil ‘ard
“Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi.” Hal itu merupakan pemberitahuan bahawa semua makhluk ini adalah hamba-Nya, dan berada di dalam kerajaan-Nya, pemaksaan-Nya, dan juga kekuasaan-Nya.
Man zhal lazhi yashfa’u ‘indahu illa bi izhnihi
“Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.” Ini merupakan sebahagian daripada keagungan, keperkasaan, dan kebesaran Allah, yang mana tidak seorang pun dapat memberikan syafaat kepada orang lain, kecuali dengan izin-Nya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah hadis oleh Imam Bukhari serta periwayat yang lainnya. Maksudnya:
"Aku datang ke bawah Arsy, lalu aku tunduk bersujud. Maka Dia pun membiarkanku selama waktu yang Dia kehendaki. Kemudian dikatakan: 'Angkatlah kepalamu, katakanlah perkataanmu akan didengar, dan berilah syafaat, dan engkau akan mendapat syafaat.' Nabi bersabda: 'Kemudian Allah memberikan suatu batasan kepadaku, lalu aku memasukkan mereka ke dalam Syurga."" - Hadis Riwayat Al-Bukhari
Ya’lamu ma baina aidihim wa ma khalfahum,
“Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.” Yang demikian itu sebagai bukti yang menunjukkan bahawa ilmu Allah itu meliputi segala yang ada, baik yang lalu, kini, dan yang akan datang.
Wa la yuhituna bi shai’im min ‘ilmihi illa bima sha’a
“Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.” Maksudnya ialah tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui sedikit pun dari ilmu Allah kecuali yang telah diajarkan dan diberitahukan oleh Allah kepadanya. Mungkin juga makna penggalan ayat tersebut adalah, manusia tidak akan dapat mengetahui ilmu Allah sedikit pun, zat dan sifat-Nya melainkan apa yang telah Allah perlihatkan kepadanya.
Firman Allah swt, maksudnya: "Sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya." - Surah Thaha: 110
Wasi’a kursiyuhus samawati wal ard,
“Kursi Allah meliputi langit dan bumi.” Ibnu Abi Hatim menceritakan, dari Ibnu Abbas perihal firman Allah swt:”Kursi Allah meliputi langit dan bumi,” dia mengatakan: “Iaitu ilmu-Nya.”
Dari Ibnu Abbas, dia mengatakan: “Kursi adalah tempat pijakan dua kaki dan Arsy tidak seorang pun yang mampu memperkirakannya.” – Hadis Riwayat al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak.
Wa la ya’uduhu hifdzhuhuma
“Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya.” Maksudnya, Dia tidak merasa keberatan dan kewalahan untuk memelihara langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya.
Bahkan bagi diri-Nya semuanya itu merupakan suatu hal yang sangat mudah dan ringan. Allah jua-lah yang mengawasi setiap individu atas apa yang dia kerjakan. Yang sentiasa memantau segala sesuatu, hingga tidak ada sesuatu pun yang luput dan tersembunyi dari-Nya.
Allah yang menundukkan dan menghisab (memperhitungkan) segala sesuatu. Dia adalah Ilah Yang Maha Mengawasi, Maha Tinggi, dan Maha Agung; tidak ada ilah selain Dia.
Wa huwal ‘aliyul azheem
“Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar,” adalah sama sebagaimana firman-Nya dalam surah Ar-Ra’ad, ayat 9, yang bermaksud: “Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.”