Surah at Takasur (atau at-Takatsur) ini merupakan peringatan Allah swt agar tidak menjadi leka dengan hari akhirat.Terdapat beberapa terjemahan yang dibuat bagi maksud perkataan At-Takasur ini. Ia termasuklah
- Bermegah-megahan
- Memperbanyak
- Berlumba-lumba memperbanyakkan harta dan anak.
Surah yang mempunyai 8 ayat ayat ini diturunkan di Mekah. Ia juga dinamakan sebagai surah Alhakumu. Ibnu Abbas meriwayatkan, ayat ini turun di 2 penempatan Quraisy iaitu di Bani Abdu Manaf dan Bahi Sahm.
Dimana, ramai kalangan ketua-ketua kabilah serta orang yang dihormati memeluk Islam pada ketika itu. Maka, setiap penempatan itu mengatakan: “Kami ramai ketua dan kamilah kabilah paling mulia.”. Maka, daripada situlah ayat ini turun.
Baca: Bacaan Wirid Pendek dari Habib Umar bin Hafidz Agar Bebas Siksa Neraka, Baca Tiap Ba’da Maghrib
Surah at Takasur Rumi, Jawi dan Terjemahan Bahasa Melayu
Surah at Takasur Rumi
- Alhakumut Takaatsur
- Hattaa Zurtumul-Maqaabir
- Kallaa Sawfa Ta’lamuun
- Tsumma Kallaa Sawfa Ta’lamuun
- Kallaa Law Ta Lamuunna Llmal-Yaqiin
- Latara-Unnal-Jahiim
- Tsumma Latara-Unnaha Aynal-Yaqiin
- Tsumma Latus-Alunna Yawma-Idzin Anin-Naiim
Terjemahan Bahasa Melayu Surah at Takasur
- Bermegah-megahan telah melalaikanmu,
- sampai kamu masuk ke dalam kubur.
- Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
- dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
- Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
- niscaya kamu benar-benar akan melihat Neraka Jahim,
- dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yagin,
- kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
Baca: Ayat Seribu Dinar dan Terjemahan – Jawi, Rumi
Ringkasan Tafsir Surah at Takasur: Kelebihan dan Pengajaran
Ringkasnya, surah ini menjelaskan bahawa tiada perkara yang lebih menyedarkan manusia melainkan kematian. Dimana, selepas kematian, maka terputuslah segala amalannya kecuali sedikit. Sesungguhnya, pada hari akhirat kelak, manusia akan dipersoalkan dengan segala nikmat yang pernah dirasainya sewaktu hidup di dunia.
Surah ini secara terperinci menegaskan:-
- Melarang sikap berbangga-bangga dengan banyakannya akan sesuatu perkara.
- Menggalakkan amal soleh yang menyelamatkan dari azab api neraka
- Hari Kiamat adalah benar
- Hitungan amal dan pembalasan Hari Akhirat
Manusia terlalu disibukkan oleh dunia ini, kenikmatan serta berbagai perhiasannya, sehingga lupa mencari dan mengejar kehidupan akhirat. Ini terus menimpa manusia sampai ajal menjemput, lalu kita mendatangi kuburan dan menjadi salah satu penghuninya.
Imam al-Bukhari meriwayatkan; Rasulullah saw bersabda: “Ada tiga hal yang mengantarkan jenazah, lantas dua di antaranya kembali sedang satu lagi tetap bersamanya. Jenazah itu diantarkan oleh keluarga, harta, dan amalnya; lalu keluarga dan hartanya kembali pulang, sementara itu amalnya tetap bersamanya.” (juga oleh Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’ie)
Seandainya kita mengetahui dengan sebenar-benarnya, nescaya kita tidak akan berlengah oleh sikap bermegah-megahan mengejar kehidupan akhirat sampai akhirnya kita masuk ke dalam kubur.
Allah telah mengancam mereka dengan keadaan yang seperti ini. Para penghuni Neraka itu akan melihat saat api Neraka bernafas satu kali nafas, maka setiap Malaikat Mugarrabun (yang mendekatkan diri) dan juga nabi yang diutus akan tersungkur di atas dua lututnya, lantaran kehebatan, kedahsyatan, dan kengerian yang terlihat saat itu. Sesuai yang disebutkan atsar yang diriwayatkan mengenai hal tersebut.
Sesungguhnya, kita akan ditanya akan perihal rasa syukur atas nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah baik berupa kesihatan, keamanan, rezeki, dan selainnya.
Rasulullah bersabda kepadanya: “Sesungguhnya engkau benar-benar akan ditanya mengenai kenikmatan ini pada hari Kiamat kelak. Rasa lapar telah membuat kalian keluar rumah, lantas kalian tidak pulang sehingga kalian mendapatkan ini, dan ini sebahagian dari kenikmatan.'” – Hadis Riwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Ya’la dan Ibnu Majah.
Kenikmatan yang dimaksudkan adalah kesihatan badan, pendengaran, dan penglihatan. Allah akan menanyakan kepada tiap hamba-Nya untuk apa semua nikmat itu mereka pergunakan. Sesunggunya, Allah lebih mengetahui hal tersebut berberbanding hamba-Nya. Ia bertepatan dengan Firman Allah swt dalam surah al-Isra, ayat 36 yang bermaksud: “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawapannya.”